Sabtu, 27 Mei 2023

3 Perkara yang Membinasakan

             KHUTBAH JUMAT


TIGA PERKARA YANG MEMBINASAKAN

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan tiga perkara yang membinasakan seorang hamba. Beliau bersabda:

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ

: فَشُحٌّ مُطَاعٌ، وَهَوًى مُتَّبَعٌ، وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ 

Tsalasun muhlikat ; Fasyuhhun Muthoo’un, wa hawan muttaba’un, wa I’jaabul mar’I binafsih.

Tiga perkara yang membinasakan; (1) kekikiran yang ditaati, (2) hawa nafsu yang diikuti, (3) ujub (bangga) dengan diri sendiri.(HR Imam Atthabrani)

Tiga perkara ini hendaknya kita senantiasa untuk memeriksa apakah ada tiga perkara ini pada diri kita, saudaraku sekal

1. SYUHHUN MUTHOO’ (KEKIKIRAN YANG DIIKUTI)

Kekikiran atau pelit yang melilit hati akibat cinta dunia yang berlebihan. Orang yang kikir hakikatnya dia tidak beriman akan balasan Allah Subhanahu wa Ta’ala apabila ia bersedekah/berinfaq.

Disebutkan dalam hadits bahwa setiap hari dua malaikat turun, yang satu berkata:

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا

Allahumma a’ti Munfiqon Kholafa

Ya Allah, berikan ganti bagi orang yang berinfak.

Yang satu lagi berdoa:

اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا

Allahumma a’ti Mumsikan Talafa

Ya Allah binasakan harta orang yang pelit/Kikir.

Dia tidak sadar bahwasanya pelit itu hakikatnya merusak dan membinasakan hartanya.

Maka dari itulah berapa banyak orang-orang yang pelit kemudian mereka mudah terkena penyakit dengki (karena membandingkan harta yang dimiliki dengan yang lain, sehingga muncuncul kikir berbagi dan dengki). Berapa banyak orang-orang yang pelit bahkan sampai menumpahkan darah orang-orang yang ia dengki kepadanya.

Perkara pertama yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ingatkan kepada ini,           

SYUHHUN MUTHOO’ yaitu kekikiran yang ditaati. Seorang muslim yakin akan kehidupan akhirat. Seorang mukmin yakin bahwa kalau ia bersedekah, maka Allah pasti berkahi hartanya.

Oleh karena itu lihatlah para sahabat, mereka berlomba-lomba untuk bersedekah. Bahkan ada orang yang tidak memiliki harta, maka dia pergi ke pasar kemudian bekerja menjadi kuli di sana kemudian hasilnya ia infaqkan dan sedekahkan.

Sedekah tidak mengurangi harta sama sekali. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda demikian.

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

 Maa naqosot sodaqotun min mal

     Tidaklah sedekah mengurangi harta.(HR. Tirmidzi)

Dan janji Allah bagi orang yang bersedekah/ berinfaq di jalan Allah, akan dilipatgandakan menjadi 700 kali lipat bahkan lebih, sebagaimana firman Allah SWT dalam Alquran surah Albaqarah ayat 261 ;

 مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍۢ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍۢ ۗ وَٱللَّهُ يُضَـٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

2. hAWan MUTTABAA’ (HAWA NAFSU YANG DIIKUTI)

Yang kedua ini lebih berat lagi, saudaraku sekalian. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam Al-Qur’an bahwasanya manusia yang paling sesat di dunia adalah mereka yang mengikuti hawa nafsunya. Allah berfirman:

 Allah berfirman:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ

Waman adhollu, mimmanit-taba’a hawaahu, bighoiri hudam-minallah

Siapakah yang paling sesat dari orang yang mengikuti hawa nafsunya, tanpa petunjuk dari Allah Subhanahu wa Taala?(QS. Al-Qashash : 50)

Orang yang mengikuti hawa nafsu, walaupun ia memiliki ilmu yang banyak tentang agama, ia tersesat jalan (mata-hati-pikitran tertutup). Lihatlah bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dalam Al-Qur’an tentang kisah Si Bal’am yang telah Allah ajarkan kepadanya ayat-ayatNya namun ia terlepas dari ayat-ayat Allah, ia tinggalkan ayat-ayat Allah demi untuk mendapatkan hawa nafsunya.

Ilmu yang banyak itu percuma dan tidak akan ada manfaatnya apabila pelakunya senantiasa mengikuti hawa nafsu. Seorang yang mengikuti hawa nafsu dan beragama sesuai dengan hawa nafsu, orang seperti ini akan sulit kembali kepada kebenaran. Bahkan jika ditegakkan kepadanya 1000 dalil pun dia tidak akan pernah menerimanya. Karena yang ia ikuti adalah hawa nafsunya.

Adanya korupsi, prostitusi, illegal fishing, begal, pencurian, narkoba, dll. Itu karena akibat adanya hawa nafsu yaang diikuti. Demi keuntungan pribadi atau demi kepuasan hawa nafsu.

 


3. i'jaabul mar’i binafsih (UJUB dengan diri sendiri)

Seseorang merasa bangga dengan dirinya, bangga dengan hartanya, bangga dengan motor dan mobilnya yang mewah, bangga rumahnya yang megah, bangga dengan banyaknya amalan shalih.

Perkara ini adalah perkara yang membatalkan amala, bila ia merasa ‘ujub dengan amalan shalih. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ

        Lau lam takuunuu tusnibuun, khosyiitu ‘alaikum maa huwa akbaru min dzalik, al’ujb.

Kalaulah kalian tidak berbuat dosa, maka aku khawatir kalian ditimpa dengan perkara yang lebih berat dari dosa (yaitu) merasa bangga dengan banyaknya ibadah.(HR Al-Baihaqi)

Ujub membatalkan amal, saudaraku sekalian. Seseorang yang ‘ujub (bangga) dengan kendaraannya, dengan hartanya, dengan dirinya, ia terancam diadzab dalam kuburnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

بيْنَما رَجُلٌ يَمْشِي قدْ أعْجَبَتْهُ جُمَّتُهُ وبُرْداهُ، إذْ خُسِفَ به الأرْضُ

Bainamaa rojulun yamsyii qod’ a’jabathu jummatuhu wa burdaahu,

Idz-husfa bihil ardu 

“ketika seseorang berjalan dan ia merasa ujub dengan rambutnya yang bagus dan pakaiannya yang indah, tiba-tiba Allah tenggelamkan ia ke dalam bumi.

فَهو يَتَجَلْجَلُ إلى يَومِ القِيَامَةِ

 fahuwa yatajal-jalu ila yaumil qiyaamati

    Dan ia terus diadzab sampai hari kiamat.

Banyak di antara kita memiliki barang yang mewah, kita ujub dengan barang tersebut. Ada orang yang punya motor yang sangat mewah dan mahal, kemudian ia mengendarainya dengan penuh rasa ujub dan kesombongan, hakikatnya benda itulah yang akan menjerumuskannya ia ke dalam api neraka.

‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha pernah merasa bangga dengan pakaian yang ia pakai, maka kemudian ‘Aisyah segera sadar, dibukanya pakaian itu dan segera diinfakkan dijalan Allah.

Demikian Salafush Shalih, saudaraku. Seorang muslim tak layak untuk merasa ‘ujub dan sombong dengan hartanya atau kelebihannya. Karena sesungguhnya semua itu adalah pemberian dari Allah ‘Azza wa Jalla.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.