Kamis, 22 Agustus 2019

Anda Guru, Miliki Sense of Humor


Jadi guru jangan terlalu sensitif. Jika anda sudah terlanjur sensitif, anda harus berlatih untuk menguranginya. Jangan sampai terkena gurauan atau omongan sedikit langsung tersinggung, apalagi mencak-mencak di depan siswa. Intinya, jangan menjadi pemarah, pemurung, apalagi pendendam.

Guru yang sensitif dan mudah marah merupakan tipikal guru yang tidak disukai siswa. Bahkan, seringkali siswa akan berdoa agar anda tidak masuk mengajar karena siswa takut, malas, dan boring melihat karakter anda.

Untuk itu, anda harus jadi guru yang memiliki sense of humor. Kalau anda termasuk pribadi yang kaku, pendiam, dan tidak pintar berhumoria, dari sekarang anda mulailah membangun kemampuan humor anda. Untuk membangun sense of humor ada beberapa kiat yang dapat anda lakukan.

Pertama, membaca buku-buku humor. Sekarang sudah banyak terbit buku-buku humor. Harganya relatif murah. Cobalah anda membelih, lalu anda baca. Memang dalam buku itu tidak semua bisa anda praktikkan di kelas. Kalau intonasi dan aksennya tidak tepat, bisa jadi naskah yang sebetulnya sangat lucu dan menggelitik tidak akan membuat siswa terhibur karena anda tidak lucu dalam menarasikannya.

Jika ternyata tidak lucu, anda tidak perlu minder atau berkecil hati. Kadang kita belum berhasil menarasikan dengan lucu karena kita belum memahami substansi humornya. Maka, pelajarilah lagi maksud dari naskah itu.

Langkah kedua dalam membangun sense of humor adalah menyimak guyonan. Ketika anda sedang santai dengan rekan kerja anda di kantor, keluarga anda di rumah, atau tetangga anda, perhatikanlah gurauan-gurauan mereka. Nanti anda akan banyak mendapatkan bahan untuk dijadikan narasi yang mengandung unsur humor. Ingat, dan jika perlu catatlah. Para komedian di dunia ini juga sering menyaksikan komedian yang lain.

Anda juga bisa saja baca serial Abu Nawas, membaca anekdot di koran/majalah atau anda membuat tebak-tebakan sendiri. Bahkan, siswa dalam satu kelas yang sedang anda ajar juga bisa menjadi sumber inspirasi dalam membangun sense of humor anda.

Adapun yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa sense of humor bukanlah memerankan diri anda layaknya badut atau komedian, melainkan memiliki kepekaan untuk menghibur siswa sehingga belajar-mengajar anda menjadi asyik, tidak hambar, dan tidak bikin siswa bosan.

Akhirnya dengan sense of humor yang baik siswa akan belajar dengan menyenangkan dan tanpa ada tekanan secara psikologis. Dalam bahasa psikologi berkaitan dengan emotional intelligence (EQ), keadaan fun adalah keadaan yang berkaitan dengan emosi positif (Hernowo, dalam Gordon Dryden dan Jeannette Vos,2000)*.

.........
*buku : be a great teacher

Rabu, 17 Juli 2019

Sugesti Ngomong English



HYPNOLEARNING
"Sugesti agar anak lebih tertarik belajar bahasa asing  (English)"

...........................
Ijinkan diri adik2 semakin rileks..., dan biarkan saran-saran yang saya berikan menjadi kenyataan dalam kehidupan adik2 sehari-hari..

karena adik2  menyenanginya dan anda tahu manfaatnya bagi hidup kita, adik2 semakin tertarik belajar (nama bahasa baru yang ingin dipelajari). adik2 mendapatkan bahwa belajar bahasa inggris memberikan kesenangan kepada adik2 dan memberikan nilai tambah dalam kehidupan adik2 sebagai seorang siswa/mahasiswa...

karena adik2 sangat tertarik, setiap hari adik2 merasakan dorongan yang kuat untuk mengasah kemampuan lebih dalam lagi. adik2 menyediakan waktu untuk belajar dan berlatih menggunakan bahasa inggris. karena kemampuan adik2 u belajar semakin pesat dan tinggi,adik2pun semakin cakap/mampu menggunkan bahasa inggris dalam kehidupan adik2 sehari-hari.

Tanpa adik2  menyadarinya semakin adik2 berlatih semakin mudah adik2 mengingat  aturan main dan kosakata bahasa inggris itu dan menggunakannya dalam proses belajar adik2 ...

karena kecerdasan pikiran bawah sadar adik2 yang luar biasa, adik2 semakin menyadari bahwa berbicara, mendengar, membaca, dan menulis  dalam bahasa inggris sebenarnya sama mudahnya seperti saat adik2 berbahasa indonesia. adik2 hanya perlu melatihnya sehingga menjadi bagian dari bawah sadar adik2...

kemampuan adik2 berbicara dalam bahasa inggris semakin lama semakin baik. adik2 meluangkan waktu untuk berlatih bahasa inggris. adik2 menikmati dan percaya diri saat berbcicara dalam bahasa inggris.karena adik2 menyenanginya dan bermanfaat bagi adik2, kemampuan adik2 menggunakan bahasa inggris semakin hari semakin lancar. adik2 sungguh menikmatinya.

sekarang tarik nafas yang dalam dan keluarkan pelan2 lewat mulut, rasakan tubuh adik dari kepala hingga kaki semakin rileks, segar, sehat, dan saat ini juga motivasi dalam diri adik2 semakin kuat untuk menguasai bahasa inggris.

selanjutnya dengarkan saya baik2., bayangkan kembali pertemuan kita tadi pagi, adik2 begitu senang mengikuti materi saya, bermain dan bernyanyi bersama. hal tersebut semakin menambah ketertarikan adik2 pada bahasa inggris., adik2 sungguh bahagia dan adik2 mulai tersenyum [siswa tersenyum],  bahkan pada materi selanjutnya adik2 tetap senang dan mengikuti kelas dengan penuh motivasi dan konsentrasi..

bayangkan adik2 suatu saat kita bermain game bahasa inggris, sebut saja tebak kata, dan ternyata dalam permainan tersebut ada kelompok yang tidak bisa menjawab, kelompok tersebut akhirnya mendapatkan hukuman dengan semua anggota kelompok tersebut di "bedaki" mukanya, itu sangat lucu, lucu sekali dan membuat adik2 semua terbahak-bahak [siswa terbahak-bahak].; hal tersebut kambali meningkatan kesenangan dan motivasi adik2 untuk belajar dan menguasai bahasa inggris.

pada akhirnya dari awal kegiatan hingga selesai adik2 melihat diri adik2 semua serius, senang dan berbahagia belajar bersama kami. Dan diakhir kegiatan kitapun berfoto bersama, pada sesi foto tersebut bayangkan adik begitu senang dan menunjukkan gaya yang sangat gokil, coba bayagkan dan tunjukkan gaya gokil kalian di depan kamera 1,2..3 [siswa bergaya lucu sebagaimana kebiasaan mereka].

Baiklah adik2 semua bawa rasa senang dan motivasi tersebut ke kehidupan nyata adik2. Mulai sekarang dan seterusnya papun yang adik pelajari, lihat, baca, dan dengarkan itu terekam baik dalam ingatan adik-adik semua karena adik2 menyenangi semua itu..

(sugesti ini disampaikan di akhir materi Training Hypnoelarning, sebagai materi penutup "English Camp" yang diselenggarakan oleh SMPS As- Salam Jonjoro Kec.Rilau Ale Kab. Bulukumba, 17/09/2016)

Senin, 15 Juli 2019

Motivasi

(1)

Penemu sikat gigi modern adalah orang Inggris bernama William Addis. Dia memakai tulang yang dilubanginya kecil-kecil, kemudian mengisinya dengan bulu binatang, serta mengelemnya menjadi satu.

William pun menjadi jutawan setelah idenya dikembangkan menjadi sikat gigi berbulu nilon dan diproduksi oleh perusahaan Amerika bernama ‘Du Pont’ pada tahun 1938.

Tahukah Anda, bahwa saat William Addis menemukan konsep sikat gigi, ia sedang mendekam di penjara? Tubuhnya di penjara, tapi pikirannya tidak terpenjara. Sementara banyak orang yang tidak di penjara, tetapi seringkali memenjarakan pikirannya sendiri.Penjara itu berupa kata-kata:
“Tidak mungkin”,
“Tidak bisa”,
“Tidak mau”,
“Tidak berani”, dan tidak tidak lainnya, yang kerap menjadi penghalang kita untuk berkembang.

Sang Pencipta memberikan kita potensi untuk dikembangkan, secara positif dan semaksimal mungkin. Jadi, jangan mengizinkan keadaan apapun memenjarakan pikiran kita.

Mulailah memikirkan sebuah kemenangan daripada sebuah kekalahan.,

#inspirasidanmotivasi

Senin, 17 Juni 2019

Ahli Ibadah yang Rugi

Ada seorang ahli ibadah bernama Abu bin Hasyim yang kuat sekali tahajudnya.
Hampir bertahun-tahun dia tidak pernah absen melakukan sholat tahajud.
Pada suatu ketika saat hendak mengambil wudhu untuk tahajud,

Abu dikagetkan oleh keberadaan sesosok makhluk yang duduk
di bibir sumurnya. Abu bertanya,
“Wahai hamba Allah, siapakah Engkau....????”
Sambil tersenyum, sosok itu berkata;
“Aku Malaikat utusan Allah”.
Abu Bin Hasyim kaget sekaligus bangga karena kedatangan tamu malaikat mulia.
Dia lalu bertanya,
“Apa yang sedang kamu lakukan di sini....??????”

Malaikat itu menjawab,
“Aku disuruh mencari hamba pencinta Allah.”
Melihat Malaikat itu memegang kitab tebal, Abu lalu bertanya;
“Wahai Malaikat, buku apakah yang kau bawa.....?????”

Malaikat menjawab;
“Ini adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah.”
Mendengar jawaban Malaikat, Abu bin Hasyim berharap dalam hati
namanya ada di situ. Maka ditanyalah Malaikat itu.
“Wahai Malaikat, adakah namaku di situ....????? ?”

Abu berasumsi bahwa namanya ada di buku itu, mengingat amalan ibadahnya
yang tidak kenal putusnya. Selalu mengerjakan shalat tahajud setiap malam,
Berdo’a dan bermunajat pd Allâh SWT di sepertiga malam.
“Baiklah, aku buka,”

kata Malaikat sambil membuka kitab besarnya. Dan, ternyata Malaikat itu tidak
menemukn nama Abu di dalamnya. Tidak percaya, Abu bin Hasyim meminta
Malaikat mencarinya sekali lagi.
“Betul … namamu tidak ada di dalam buku ini...!!!!”
Kata Malaikat.

Abu bin Hasyim pun gemetar dan jatuh tersungkur di depan Malaikat.
Dia menangis se-jadi-jadinya.
“Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam tahajud
dan bermunajat … tetapi namaku tidak masuk dalam golongan para hamba
pecinta Allah,”
ratapnya.

Melihat itu, Malaikat berkata,
“Wahai Abu bin Hasyim.....!!!! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam
ketika yang lain tidur … mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang
lain terlelap dalam buaian malam. Tapi tanganku dilarang Allâh menulis namamu.”
“Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya....??????”
Tanya Abu bin Hasyim.

“Engkau memang bermunajat kepada Allâh, tapi engkau pamerkan dengan rasa
bangga kemana-mana dan asyik beribadah memikirkan diri sendiri. Di kanan
kirimu ada orang sakit atau lapar, tidak engkau tengok dan beri makan.
Bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah kalau engkau
sendiri tidak pernah mencintai hamba-hamba yang diciptakan Allâh..??? ?”
kata Malaikat itu.

Abu bin Hasyim seperti disambar petir di siang bolong. Dia tersadar
hubungan ibadah manusia tidaklah hanya kepada Allâh semata (hablumminAllâh),
Tetapi juga ke sesama manusia (hablumminannâs) dan alam.
Semuga manfaat, Amiiiin...
.
Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak ,
kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa

Rasulullah S.A.W bersabda :
"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada
(meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala.
" (HR. Al-Bukhari)

Minggu, 16 Juni 2019

Medsos, ‘Pak Pos’, dan Pesan Ramadhan

BANYAK yang merasa diuntungkan oleh keberadaan media sosial (medsos). Contoh sisi baiknya, hubungan kekerabatan / pertemanan dari banyak orang menjadi lebih akrab. Atau, berbagai informasi lebih cepat tersiar. Tetapi, tetap berhati-hatilah dalam menggunakannya. Untuk itu, di titik ini, semoga ajaran menahan diri di Ramadhan dapat menyelamatkan kita saat ber-medsos.

Kapan Kritis

Medsos telah membuat banyak orang (merasa) makin pintar tanpa harus membaca banyak buku, koran, dan yang sejenisnya. Berbagai informasi lalu-lalang tiap saat, nyaris 24 jam dalam sehari. Pergerakan informasi sungguh sangat dinamis.

Lewat medsos, semisal WhatsApp (WA), sebuah informasi yang dianggap penting bisa tersebar luas secara viral dalam sekejap. Sebab, banyak orang yang lalu bersedia berperan sebagai ‘Pak Pos’ yang rajin mengantarkan surat.
Lihatlah! Sebuah informasi yang dianggap penting dan diterima seseorang di sebuah group WA, dalam hitungan detik oleh orang tersebut akan ditularkannya ke berbagai group WA lain yang diikutinya. Saat itu, bisa saja niat orang tersebut adalah untuk berbagi (baca: berbuat baik) kepada sesama.

Sementara, orang-orang yang mendapat kiriman informasi itu dan juga merasa mendapatkan ilmu atau pencerahan yang bermanfaat akan bersikap serupa yaitu segera meneruskannya ke berbagai group WA lain yang diikutinya. Demikian siklus perjalanan informasi itu berputar, menyebar sangat cepat bak virus.

Tapi, sayang! Sebagian dari pengguna medsos itu kurang kreatif (untuk tak menyebut malas). Berikut ini contoh sikap kurang kreatif itu. Postingan yang diterima seseorang berjudul “Renungan di Pagi Hari”. Saat di malam hari dia berkesempatan meneruskan postingan itu ke berbagai group yang diikutinya, dia tak mengubah judul itu menjadi “Renungan di Malam Hari”. Maka, bagi yang cermat akan segera tahu jika si pengirim tidak kreatif.

Tak hanya tidak kreatif, tapi bahkan juga tak kritis. Para ‘Pak Pos’ itu secara gegabah meneruskan berbagai postingan yang sejatinya tak bermanfaat. Bisa disebut demikian karena ‘ilmu’ yang dibagikan tak didasarkan kepada referensi yang meyakinkan dan bisa pula karena hanya berupa candaan yang tak bermutu.

Perhatikanlah, sekadar menunjuk tiga contoh berikut ini. Pertama, postingan undangan palsu. Sekitar tiga hari menjelang Ramadhan lalu, banyak orang dibuat masygul dengan beredarnya sebuah undangan “Buka Puasa Bersama” di sebuah hotel mewah yang ternyata hanya palsu meski –mungkin- diniatkan bercanda oleh si pengirim.

Ceritanya, di sebuah group WA muncul postingan dari salah seorang anggotanya. Isinya, mengharap seluruh anggota group berkenan hadir di acara “Buka Puasa Bersama” yang diadakannya di sebuah hotel mewah lengkap dengan alamat dan waktunya. Setelah maksud surat sudah tersampaikan, surat itu diakhiri dengan penjelasan yang menyebutkan bahwa rangkaian kalimat di atas adalah “Contoh dari surat undangan Buka Berbuka Bersama”.

Artinya, kita ‘ditipu”. Setidaknya bagi sebagian yang menerima, postingan itu bisa saja dirasa sangat “mengganggu hati”.

Kedua, postingan yang bermain-main di wilayah ‘sensitif’. Bunyinya: Waspadalah! Menjelang Ramadhan banyak hadits palsu di WA. Beberapa contoh Hadits palsu yang berhubungan dengan Ramadhan yang tahun lalu sudah beredar: “Dan barangsiapa yang menjalani malam² bulan puasa dengan tidak tidur dan tidak mengerjakan amalan² sholeh, itu adalah contoh orang² yang Begadang tiada artinya” (H.R. Oma Irama). “Dan barangsiapa yang di saat berbuka puasa masih berada di jalan, maka orang yang demikian itu tergolong ke dalam golongan orang yang tersesat dalam kemacetan” (H.R. Rasuna Said). Pertanyaannya, buat apa mengambil tema canda dari hal-hal yang ‘sensitif’ seperti itu?

Ketiga, postingan tak bermakna. Intinya, postingan itu berisi permintaan maaf dari seseorang karena akan segera memasuki bukan Ramadhan tetapi disampaikan dengan bahasa yang “sangat asing”. Bacalah postingan ini: “De’ sadejeh Taretan se muljeh…. Angadebih deteng epon bulen se muljheh enggi ka’ dintoh Ramadhan …. beden kauleh sareng kaluarga nyo’onnah saporanah se tadek betesseh atas sajedeh lalampaan se sala tor lopot. Baden kauleh rep ngarep ben parnyo’onan malar mogeh sadejeh Taretan se bedeh e delem group ka’ dintoh eparengi gempang kalaben lancar ngalampae Ibade e bulen Romaden se paleng muljeh”.

Mengertikah Anda dengan postingan di atas? Jika Anda bukan orang Madura, bisa dipastikan Anda tak akan bisa memahami isi postingan tersebut. Pertanyaannya, buat apa memosting sesuatu jika yang kita posting isinya tak dimengerti oleh si penerima?

Apa akibat dari beredarnya informasi yang tak berkualitas seperti itu? Pertama, bagi si pengirim, bisa saja digolongkan bahwa dia telah melakukan sebuah pekerjaan yang tak bermanfaat, suatu aktivitas yang kita diminta untuk meninggalkannya. “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah). Kedua, bagi si penerima, dia akan sangat terugikan. Ilmu dia tak bertambah dan waktu dia yang sangat berharga menjadi hilang karena tersita di saat membaca informasi ‘sampah’ tadi.

Bisa saja semua pengirim “postingan yang bermasalah” itu sedang bermaksud bersedekah. Mereka mungkin bersandar kepada ajaran Nabi Muhammad Saw, bahwa segala macam perbuatan baik adalah sedekah. Maka, dengan anggapan bahwa postingannya akan dianggap lucu dan bisa menyenangkan orang, ‘bersedekahlah’ mereka dengan postingan yang aneh-aneh itu. Tentu saja, ini sikap yang perlu kita kritisi.

Sekarang, berbagai sarana komunikasi memang bisa kita gunakan untuk berdakwah. Dengan “hand-phone cerdas” yang kita miliki, kita bisa berdakwah, misalnya dengan cara mengirim ‘nasihat’, ‘hikmah’, atau lainnya yang dirasakan bisa menyentuh hati orang. “Barang-siapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun juga” (HR Muslim). Meski demikian, tetap harus berhati-hati dalam menulis atau meneruskan sebuah postingan! Tulislah atau pilihlah postingan yang isinya baik dan benar cara penyampaiannya.

Dua Pilihan

Puasa Ramadhan didesain agar kaum beriman bisa menjadi taqwa. Sementara, substansi taqwa adalah sebuah sikap untuk selalu berhati-hati di setiap langkah hidup. Maka, semoga taqwa dapat membimbing kita agar selalu selamat di setiap keadaan termasuk di saat kita berinteraksi di media sosial.

Sungguh, lulusan Universitas Ramadhan itu -orang yang bertaqwa itu- akan selalu berusaha untuk mengamalkan panduan di HR Bukhari – Muslim ini: “Barang-siapa beriman kepada Allah dan hari Akhirat, maka hendaklah berkata yang baik atau diam”.

(Love Islam)

Selasa, 19 Februari 2019

Dimana Kau Berpihak

Dahulu saat Nabi Ibrahim AS dibakar oleh Raja Namrud datanglah burung pipit yang bolak balik mengambil air dan meneteskan air itu di atas api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Cicak yang melihatnya tertawa.
“Hai pipit.!!… bodohnya yang kau lakukan itu.. Paruhmu yang kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin bisa memadamkan api itu…??.!!

Burung pipit pun menjawab : “Wahai cicak.. memang tak mungkinlah aku bisa memadamkan api yang besar itu, tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai dizhalimi. Allah tak akan melihat hasilnya apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak. Tapi Allah akan melihat dimana aku berpihak”.

Cicak terus tertawa, dan sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Memang tiupan cicak tak ada artinya tak menambah besar api yang membakar Nabi Ibrahim AS.

Tapi Allah melihat dimana Ia berpihak

Hikayat ini terjadi sekarang..
dan akan terus berulang
Saat Alquran dinistakan, suara azan permasalahkan, bendera tauhid di bakar dan Pembela Agama dikriminalisasi..

Aku bertanya padamu sahabat..
Dimana kau berpihak..??

Memang, pendapatmu tak akan mengubah sedikitpun takdir Allah..

Tapi Allah akan mencatat dimana kau berpihak

Renungkanlah sejenak..!!


Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.