Jumat, 10 Oktober 2014

Appa passala pasanna ammmatoa ri KAJANG “4 Pesan Ammatoa kajang Untuk masyarakat dunia”


Tabe... Anne alloa laku pillanggerang ngasekki, sallang mange riatinta, sallang mange riatinta ngaseng mulai battu ripala bangkenta lante ricappa ulunta antu tau malabbiriku, lakupallanteangki sinrili’na tau battua rikajang, pasang-pasangna ammatoa battu rikajang lakupallateang ngasekki, pasang-pasang erang kasalamakang lino na akhere’. Punna kijama appa pa’pisangkana pasang rikajang salama maki lino na akhera’.


Demikian prolog dari sebuah sinrili yang dibawakan oleh dua orang budayawan sul-sel asal bulukumba (andika mappasomba dan Arif Rahman) beberapa waktu lalu,. Sinrili merupakan salah satu bentuk sastra lisan, disampaikan sambil memainkan alat musik gesek, seperti pada biola. Alat musik itu dimainkan sambil duduk bersila lengkap dengan pakaian tradisional bagi sang pemainnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk semakin menguatkan nilai budaya dan adat yang ada pada sinrilli sehingga alunan nada menjadi harmoni. Benda ini terbuat dari kayu pohon nangka, kulit kambing, dan dibentangi tiga senar berbahan kuningan. Alat untuk menggesek dibuat dari ekor kuda. Senar dan ekor kuda yang saling bersentuhan menghasilkan bunyi mirip rebab. Selain sebagai hiburan, pesan moral yang disampaikan melalui sinrili ini begitu tinggi.

Sinrili yang dimainkan dua budayawan tersebut berisi 4 Pasang ri Kajang. Ungkapan Pasang rikajang sendiri terdiri dari tiga kata masing-masing “pasang”,“Ri”,“Kajang” yang mempunyai arti sendiri-sendiri, Pasang secara harfiah berarti pesan-pesan, wasiat atau amanat. Dengan demikian ungkapan tersebut dapat pula berarti message seperti dikenal dalam ungkapan bahasa inggris, dan seperti pula istilah risalah yang dikenal dalam kamus bahasa arab. Sebab ungkapan tersebut – message dan risalah –masing masing berarti, pesan, warta, amanat atau wasiat. kata”Ri” itu sendiri merupakan kata perangkai yang menunjukkan tempat, artinya”di”.sedang kata kajang adalah nama suku yang terdapat di kabupaten bulukumba, dimana mayoritas penduduknya berpakaian serba hitam. Jadi secara harfiah ungkapan pasangrikajang berarti pesan-pesan dikajang. Sedangkan dari segi makna mengandung pengertian sebagai nasehat atau wasiat dapat pula tuntunan atau amanah dan juga dapat berari renungan atau ramalan. Selain itu pula berarti peringatan dari ammatoa di kajang.

Ammotoa merupakan pemimpin tertinggi di dalam Komunitas Adat Kajang. Istilah Ammatoa adalah bahasa Konjo yang mempunyai dua pengertian. Amma artinya bapak, dan toa berarti tua. Ammatoa berarti Bapak Tua. Pengertian bapak disini, bukan dalam arti biologis, tetapi adalah pengertian pemimpin atau kepala. Jadi Ammatoa berarti Bapak Tua atau Bapak yang dituakan, atau pemimpin. Ammatoa bukan nama diri, tetapi gelar atau jabatan.

Mengutip prolog diatas isinkan saya mengucapkan penghormatan kepada pembaca yang budiman untuk menyampaikan pasanna ammatoa rikajang, pesan yang akan membawa anda pada kesalamatan. Pesan ini disampaikan dalam bahasa konjo, bahasa asli masyarakat suku kajang, juga di pake secara luas oleh masyarakat yang berdomisili di bagian timur kab. Bulukumba.
Adapun 4 pesan ammatoa yang dimaksud adalah buakkang mata, pangsulu sarra, palampa lima, na angka’ bangkeng, hal tersebut diyakini oleh ammatoa akan memberikan kesalamatan dunia akherat.
  1. Passala maka se’rea iamintu Buakkang Matannu
Buakkang Matannu paralu nikatu-tui, buakkang matayya mintu punna sangnging kaitteki barangna tauwwa, kaitte-itteki barang-barang tala kullea niuppa, barang-barang nutala kullea lanihalli, barang-barang nusangnging nikacinnaiyya riati, iyaminjo annyeksa ati punna tala kulle niuppa
Pesan pertama ini menjelaskan hakekat dari pandangan mata, ammatoa mengajarkan setiap orang untuk menjaga pandangan, tidak boleh asal dalam memandang sesuatu. Melihat suatu benda yang dimiliki orang lain dan ada keinginan untuk memlikinya padahal secara ekonomi kita tidak mampu tentu akan menyiksa hati.
  1. Passala maka ruayya iamintu Passulu sa’rannu
“ appasulu sa’ranta nakana baji2 aji laki pangsulu, teaki kapau-paui, parallu nijaga battu ribabata nasaba babata kulle tong angngerang ka panrakang.
pesan ini menganjurkan manusia untuk menjaga ucapannya agar tidak mengeluarkan kata-kata yang dapat menyinggung perasaan, tidak asal omong, karena ucapan mudah sekali dikeluarkan, jika kita tidak bisa mengendalikannya, maka dengan mudah diri kita akan terjerumus kepada sesuatu yang memalukan bahkan tubuh bisa binasah karenanya. Kemampuan berucap atau berbicara adalah salah satu kelebihan yang Tuhan berikan kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginan-keinginannya dengan sesama manusia. Sehingga Kualitas iman dan pendidikan seseorang dapat dinilai dari ucapannya. Agar kemampuan berbicara menjadi bermakna dan bernilai ibadah, dalam islam Allah SWT menyerukan umat manusia untuk berkata baik dan menghindari perkataan buruk. Allah SWT berfirman : “Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” QS. 17: 53
  1. Passala maka tallua iamintu Palampa limannu
“palamma limanta parallu ni rikatutui kaddeka anre nassitimbang ato tala singhattala ato anre na adele” “punna anre na adela passareta mange riparanta tau/anre na sillompo-lompo, kunjo mi biasa balaya labattu rikalenta nasaba a’marrisi hatinna tau ri serrea nampa nganrangmi pole rise’rea kala sisala-salami tawwa. Nakua todo ammayya rikajang; ripalamma limayya Tala ma’ring/tala kulle tawwa a’gau ammanraki lino.
Pesan ketiga ini menjelaskan tentang apa yang kita keluarkan atau berikan dari tangan kita seharusnya seimbang/adil dengan apa yang orang lakukan, sebagai contoh seorang pengusaha diharuskan memberikan upah yang pantas sesuaibeban kerja karyawannya, karena jika tidak tentu akan terjadi perselisihan begitupan seorang dosen atau guru harus menuliskan nilai sesuai kemampuan siswanya dsb, Pasang ini lebih lanjut mengajak tangan-tangan manusia untuk memeliharalah bumi beserta isinya, begitupun langit, manusia maupun hutan dan melarang keras untuk merusaknya. Menurut Kaimuddin Salle, amanah berdasarkan Pasang ini diemban oleh Ammatoa pertama sampai Ammatoa sekarang bersama seluruh warga (komunitasnya). Hal ini dapat dipandang sebagai filosofi hidup mereka yang mewawas langit, bumi, manusia dan hutan. Komunitas Ammatoa yakin bahwa bumi, langit, manusia dan hutan adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam satu ekosistem. Oleh karena keempat unsur tersebut berada dalam satu sistem, maka manusia harus menjaga keseimbangannya. Untuk mewujudkan itu semua, seluruh warga masyarakat (termasuk Ammatoa dan pemuka adat lainnya) harus berada dalam sistem tersebut. Ini berarti bahwa kewajiban menjaga keseimbangan ekosistem bumi, langit, manusia dan lingkungan (hutan) adalah merupakan tanggung jawab bersama, tanggung jawab seluruh masyarakat dunia.
  1. Passala maka ampa’ka iamintu Angka’ bangkengnu
“injo nikuayya angka’ bangkeng ana’; nierang tubuh na nyawata mange rikabajikang, lampa jaki lampa padakkai   bangkengta punna nu kabajikangji lakimangei, punna salah antu anrekmo kisalama, Angkat bangkengnu parallu tongi rijaka.” 
Pesan ammotoa tersebut menganjurkan manusia untuk melangkahkan kaki hanya ketempat-tempat kebaikan, karena tidak ada keselamatan bagi orang-orang yang salah melangkah. Hak kaki atas dirimu adalah engkau tidak melangkahkan kaki ke tempat yang tidak layak bagimu. Jangan jadikan kaki tunggangan untuk bergerak ke arah yang membuatmu terhina. Kaki adalah organ tubuh yang memikul dirimu maka sudah seharusnya engkau menggunakannya untuk kepentingan dan pekerjaan yang baik."
Iya mi injo sumpae appa passala lalanna pasang rikajang na pallante ammayya mange ri sibatu lino, na pallante ammayya mange ritau ta’balayya,na pallenta ammatoa rikajang, kajang tana toa kajang tana pa’rasangang kamase-mase, Punna sallang rie pale salah paungku ki pammopporang mami’a.

Demikianlah pesan ammatoa rikajang, kajang tana toa, tana pa’rasangang kamase-mase..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.