Minggu, 19 Juni 2011

Pendekatan Pemecahan Masalah Menurut Polya.


Proses pendidian merupakan rangkaian peristiwa sosial dinamis yang didalamnya berlangsung proses manajerial dan operasional untuk melaksanakan perubahan kualitas tingkah laku yang diharapkan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertugas dan bertanggung jawab dalam upaya mengembangkan potensi siswa secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuan.
Upaya untuk mengembangkan potensi siswa ditiap sekolah diwujudkan melalui proses belajar mengajar sebagai inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Artinya dalam proses belajar mengajar siswa selalu diarahkan pada perubahan tingkah laku yang dirancang demi tercapainya tujuan pendidikan.
Abin Syamsudin makmun (dalam suyono,1999, h.3) menyatakan bahwa proses belajar mengajar tersusun atas sejumlah komponen yang saling berkaitan, komponen tersebut adalah :
1.      Siswa, dengan segala karakteristiknya berusaha untuk mengembangkan dirinya melalui kegiatan belajar
2.      Tujuan, adalah suatu yang diharapkan tercapai melalui kegiatan belajar.
3.      Guru, yang selalu mengusahakan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa.
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang menuntut pemikiran yang logis, kritis dan sistematis, serta menyangkut soal-soal yang memerlukan penyelesaian secara tuntas dan benar. Kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika sering kali dialami siswa. Menurut hasil penelitian movhovitch Hazar, zaslausky dan Inbar (dalam Rosnawati, 1991) Terdapat enam kategori kekeliruan yang umumnya dibuat oleh siswa menengah atas dalam pengerjaan matematika, yaitu : menggunakan data tang salah, salah menafsirkan bahasa, memilih kesimpulan yang salah, penyimpangan teori atau definisi, tidak meniliti kebenaran jawaban ahir dan kesalan tekhnis.
Sedangkan penelitian keesrufler (dalam sumartono, 1999 hal.12) memberikan kesimpulan bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut meliputi :
1.      Siswa kurang mengenal soal yang dihadapinya :
a.       Mereka tidak membaca dengan seksama
b.      Mereka tidak menyadari apa yang diketahui
c.       Mereka terlalu cepat memulai dengan perhitungan
d.      Mereka tidak mengetahua apa yang sebenarnya yang ditanyakan
2.      Siswa tidak merencanakan jalannya penyelesaian
a.       Mereka tidak memulai dengan apa yang ditanyakan
b.      Mereka tidak melihat persamaan-persamaan yang penting
c.       Mereka tidak menghubungkan teori umum dengan soal yang dihadapinya
3.      Siswa tidak menyelesaikan soal-soal secara rinci :
a.       Mereka mengabaikan satu-satunya yang dipakai
b.      Perhitungan mereka dimulai terlalu awal
4.      Siswa tidak menilai lagi kebenaran perhitungannya.
5.      Mereka tidak memeriksa lagi apakah jawaban yang dipperoleh itu betul, realitas, sesuai dengan yang ditanya.
Gambaran diatas Terjadi juga pada beberapa peelitian, yaitu (royani,2000), (sumartono, 1999), dan (suyono,1999) yang meneliti analisis terhadap kemampuan siswa SMU dalam mengerjakan soal pemecahan masalah berdasarkan langkah- langkah pemecahan masalah menrut polya.
Dari hasil analisis penelitian Royani menyimpulkan bahwa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah trigonometri berdasarkan langkah- langkah pemecahan masalah menurut polya, siswa mulai mengalami kesulitan pada tahap kedua, yaitu dalam menuliskan definisi, dalil atau rumus yang akan digunakan, kemudian pada tahap ketiga, yaitu dalam menuliskan langkah –langkah penyelesaian soal, dan tahap keempat memeriksa kembali hasilnya. Berikut presentase kesulitan yang dialami oleh siswa tersebut :
1.      Pada tahap memahami masalah siswa mengalami kesuliatan karena rata- rata presentase kesulitan pada tahap ini 0 %
2.      Pada tahapp perencanaan penyelesaian masalah siswa mengalami kesulitan 19,9%
3.      Pada tahap penyelesaian masalah sesuai rencana siswa mengalami kesulitan 62,6%
4.      Pada tahap pemeriksaan kembali terhadap semua langkah yang telah  dikerjakan siswa mengalami kesulitan 68,7%
Penelitian sumartono menyimpulkan bahwa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah persamaan grafik siswa sudah mengalami kesulitan pada tahap pertama yaitu memahami permasalahan, berikut presentasre kesuliatan yang dialami oleh siswa tersebut :
1.      Pada tahap pertama memahami masalah siswa mengalami kesulitan 15 %
2.      Pada tahap perencanaan penyelesaian masalah siswa mengalami kesulitan 72%
3.      Pada ahp penyelesaian masalah sesuai rencana siswa mengalami kesuliatn 80%
4.      Pada tahap pemeriksaan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan siswa mengalami kesulitan 88%
Penelitian suyono menyimpulkan bahwa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah peluang siswa muli mengalami kesulitan pada tahap kedua, berikut presentase kesuliatn yang dialami siswa tersebut :
1.      Pada tahap memahami masalah siswa tidak mengalami kesuliatan karena rata- rata presentase kesulitan siswa 0%
2.      Pada tahap perencanaan penyelesaian masalah siswa mengalami kesulitan 12,80%
3.      Pada tahap penyelesaian masalah sesuai rencana siswa mengalami kesulitan 79,86%
4.      Pada tahap pemeriksaan kembali trhadap semu langkah yang telah dikerjakan oleh siswa mengalami kesulitan 80,84%
Melihat kenyataan diatas, penulis sebagai seorang calon pendidik dan khususnya calon guru matematika merasa prihatin. Hal ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak agar dicari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan belajarsiswa khususnya dalam bidang studi matematika. Penulis mencoba memberikan alternative penggunaan metode belajar yaitu dengan membiasakan siswa dalam menyelesaikan soal- soal matematika dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah menurut polya. Ini juga didukung oleh hasil penelitian Royani (2000), somartono(1999), suryani(1999) yang menyarankan agar guru melatih siswa dalam menyelesaikan soal dengan mengikuti langkah- langkah pemecahan masalah menurut polya.  
                  Penyusun
                  Erdiansyah (Math Edu 34_O7 UIN)

                  Bila anda berminat mendapatkan file ini secara keseluruhan, silahkan download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.