Cara
kerja Hypnosis pada otak
Sebenarnya,
pikiran fokus bukan sekedar memperhatikan dan mendengar apa yang sedang murid
pelajari, dalam hal ini diperlukan pula strategi jitu untuk memindahkan
gelombang pikiran seseorang dari kondisi beta menuju kondisi alpha. Melalui
alat ukur yang bernama EEG (Elektro Encephalo Graph) telah ditemukan
bahwa pikiran seseorang terbagi menjadi empat kategorisasi sebagai berikut (Adri
Hakim, 2012 :49) :
a. Beta (14-30 Hz).
Dalam frekuensi ini, kita tengah berada pada kondisi aktif
terjaga, sadar penuh dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal yang
kita alami sehari-hari ketika sedang terjaga (tidak tidur). Kita berada kondisi
ini ketika kita sedang bekerja, berkonsentrasi, berbicara, berpikir tentang masalah
yang kita hadapi, dan sebagainya. Dalam frekuensi ini, kerja otak cenderung
memantik munculnya rasa cemas, khawatir, stres, dan marah.
Pada
kondisi ini seseorang mampu melakukan aktivitas dan penggunaan pikiran lebih
dari satu fokus. Bagaimana jika dalam proses belajar mengajar gelombang pikiran
masih berada dalam level beta ?. Hal yang terjadi adalah saat belajar, seorang
murid masih terbayang bagaimana asyiknya bermain bersama teman-temannya,
bermain facebook, perasaan mencekam karena masih ada pekerjaan rumah pelajaran
lain yang belum selesai dikerjakan, dan lain sebagainya (Anwar : 129).
b.
Alpha (8-13,9 Hz).
Ketika otak kita sedang berada dalam getaran frekuensi ini,
kita akan berada pada posisi khusyuk, rileks, meditatif, nyaman, dan ikhlas.
Dalam frekuensi ini, kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang,
dan bahagia.
Pada kondisi ini
seseorang benar-benar rileks dan fokus. Kondisi inilah yang dimaksud dengan
kondisi hypnosis, yaitu saat seseorang mudah menyerap informasi secara makssimal
tanpa adanya pikiran-pikiran lain yang mengganggu.
c. Theta (4-7,9 Hz).
Dalam frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada pada
kondisi sangat khusyuk, keheningan yang mendalam, deep meditation, dan “mampu
mendengar” nurani bawah sadar. Inilah kondisi yang mungkin diraih oleh para
ulama dan biksu ketika mereka melantunkan doa di tengah keheningan malam pada
Sang ilahi. Pada kondisi ini muncul ide-ide kreatif dan jika kita tidak
mengendalikan diri, kita bisa langsung memasuki kondisi tidur pulas.
d. Delta (0,1-3,9 Hz).
Pada frekuensi terendah ini seseorang tengah dikatakan
tertidur pulas atau dengan kata lain, memasuki area tidak sadarkan diri. Dalam
frekuensi ini, otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan
kita. Bila seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya
sangat tinggi. Meski tertidur hanya sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap
merasa segar.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
mengajar dengan menggunakan teknik hypnosis bekerja pada level pikiran alpha.
Dalam level ini, kita mengkondisikan seseorang agar masuk dalam hypnosis
state (kondisi hipnosis). Dengan demikian, diharapkan setiap informasi bisa
dengan mudah masuk ke dalam memori jangka panjang murid tanpa adanya distorsi
dari pikiran-pikiran lain yang membebaninya.