Minggu, 30 November 2014

Cara kerja Hypnosis pada otak



Cara kerja Hypnosis pada otak
Sebenarnya, pikiran fokus bukan sekedar memperhatikan dan mendengar apa yang sedang murid pelajari, dalam hal ini diperlukan pula strategi jitu untuk memindahkan gelombang pikiran seseorang dari kondisi beta menuju kondisi alpha. Melalui alat ukur yang bernama EEG (Elektro Encephalo Graph) telah ditemukan bahwa pikiran seseorang terbagi menjadi empat kategorisasi sebagai berikut (Adri Hakim, 2012 :49) :

a.       Beta (14-30 Hz).
Dalam frekuensi ini, kita tengah berada pada kondisi aktif terjaga, sadar penuh dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal yang kita alami sehari-hari ketika sedang terjaga (tidak tidur). Kita berada kondisi ini ketika kita sedang bekerja, berkonsentrasi, berbicara, berpikir tentang masalah yang kita hadapi, dan sebagainya. Dalam frekuensi ini, kerja otak cenderung memantik munculnya rasa cemas, khawatir, stres, dan marah.
Pada kondisi ini seseorang mampu melakukan aktivitas dan penggunaan pikiran lebih dari satu fokus. Bagaimana jika dalam proses belajar mengajar gelombang pikiran masih berada dalam level beta ?. Hal yang terjadi adalah saat belajar, seorang murid masih terbayang bagaimana asyiknya bermain bersama teman-temannya, bermain facebook, perasaan mencekam karena masih ada pekerjaan rumah pelajaran lain yang belum selesai dikerjakan, dan lain sebagainya (Anwar : 129).
b.      Alpha (8-13,9 Hz).
Ketika otak kita sedang berada dalam getaran frekuensi ini, kita akan berada pada posisi khusyuk, rileks, meditatif, nyaman, dan ikhlas. Dalam frekuensi ini, kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia.
 Pada kondisi ini seseorang benar-benar rileks dan fokus. Kondisi inilah yang dimaksud dengan kondisi hypnosis, yaitu saat seseorang mudah menyerap informasi secara makssimal tanpa adanya pikiran-pikiran lain yang mengganggu.
c.       Theta (4-7,9 Hz).
Dalam frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada pada kondisi sangat khusyuk, keheningan yang mendalam, deep meditation, dan “mampu mendengar” nurani bawah sadar. Inilah kondisi yang mungkin diraih oleh para ulama dan biksu ketika mereka melantunkan doa di tengah keheningan malam pada Sang ilahi. Pada kondisi ini muncul ide-ide kreatif dan jika kita tidak mengendalikan diri, kita bisa langsung memasuki kondisi tidur pulas.
d.      Delta (0,1-3,9 Hz).
Pada frekuensi terendah ini seseorang tengah dikatakan tertidur pulas atau dengan kata lain, memasuki area tidak sadarkan diri. Dalam frekuensi ini, otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski tertidur hanya sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan mengajar dengan menggunakan teknik hypnosis bekerja pada level pikiran alpha. Dalam level ini, kita mengkondisikan seseorang agar masuk dalam hypnosis state (kondisi hipnosis). Dengan demikian, diharapkan setiap informasi bisa dengan mudah masuk ke dalam memori jangka panjang murid tanpa adanya distorsi dari pikiran-pikiran lain yang membebaninya.

                                   


Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.

Sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat buat orang lain.